"Yes, akhirnya liburan juga". Ucapku setelah mata kuliah terakhir melaksanakan final yang selalu ditunda dua pekan berturut-turut. Rasanya cukup lega setelah sukses menyelesaikan semua mata kuliah di semester dua ini. Semoga hasilnya nanti memuaskan dan bisa menjadi sesutau yang bisa dibanggakan.
Selanjutnya saya sudah bisa merencanakan kapan hari yang tepat untuk pulang ke kampung halaman atau yang sering diistilahkan dengan kata mudik. Selama kurang lebih dua pekan pertama saya melaksanakan puasa di tengah perantauan, di kota Makassar. Betapa rindunya hati ini dengan segala apa yang menanti pada rumah.
Saya perkenalkan kampung saya, Polewali Mandar atau yang lebih sering disingkat Polman. Sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Barat dekat dengan perbatasan Provisi Sulawesi Selatan. Saya mungkin tidak perlu menjelaskan panjang lebar mengenai daerah saya. Kalau penasaran silahkan datang saja dan menikmati berbagai wisata yang ada disini. Saya jamin kalian tidak akan rugi datang jauh-jauh.
Sekitar lebih dari enam jam waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan dari Kota Makassar ke Polewali Mandar. Waktu yang cukup lama dan saya sendiri menyempatkan diri untuk tidur di sepanjang perjalanan. Dalam tidurku yang nyenyak, tiba-tiba supir membangunkanku.
Sontak saya kaget, “Apa yang terjadi?”, ucapku dalam hati.
Kumenatap ke sekeliling, melihat dari balik kaca mobil dengan pandangan yang masih samar-samar. Namun, tidak terjadi apa-apa? Tidak ada kecelakaan? Tidak ada orang jahat? Dan memang tidak ada kejadian buruk seperti yang saya fikirkan.
“Sudah sampai mi dek”, ucap supir itu ketika melihatku kebingungan.
Lantas saya kemudian bergegas turun dari mobil tersebut dan menurunkan semua barang bawaan saya. Tidur yang sangat nyenyak membuat saya tidak sadar bahwa sudah sampai di depan rumah. Dengan sambutan hangat dari para keluarga sembari ucapku dalam hati “Welcome Polewali Mandar”.
Sama seperti yang saya ridukan. Suasana ramadhan disini begitu terasa. Terlihat dari anak-anak kecil berkeliaran di pagi hari, para pemuda ikut meramaikan, musik-musik religi spesial ramadhan mengiringi, serta beberapa kali ledakan kembang api juga turut memeriahkan.
Hari-hari menjelang lebaran adalah hari yang paling seru saat berkumpul dengan para keluarga. Kita saling berbagi cerita, bercanda tawa serta berbagi kegembiraan menyambut hari kemenangan. Hari dimana semua umat muslim kembali pada kesucian, yang sering diibaratkan dengan seorang bayi yang baru lahir atau seperti kertas putih yang belum tercoret tinta sedikit pun. Begitulah yang pernah saya dengar dari guru saya dulu di Madrasah Aliyah Negeri 1 Polewali Mandar.
Setelah bersama keluarga, saya juga tak lupa berkumpul bersama teman-teman. Memang masih ada beberapa yang belum melaksanakan mudik dikarenakan ada mata kuliah yang tak kunjung selesai. Walaupun belum lengkap, kami tetap menyempatkan diri untuk berkumpul.
Pada sosok yang masih sama, berada di tempat tongkrongan yang masih sama, namun arah pembicaraan kami yang sudah berbeda. Entah efek umur yang makin bertambah atau apa. Kami saling berbagi cerita baru, pencapaian baru, rencana baru dan tentunya mengarah pada hal yang lebih dewasa.
Sudah seminggu ini saya berada di kampung rasanya seperti ada saja sesuatu yang masih kurang. Kupikir-pikir itu mungkin karena belum ada senyummu yang menyapaku. Senyum manis yang selalu terbayang dalam ingatanku. Dari satu tatapan pertama telah lahir berjuta kekaguman. Kepadamu, degup jantungku, aku mengalamatkan rindu.
Mantap dede..,
ReplyDeletebikin baper, ane gak mudik..
ReplyDeleteKangan terlalu mudah baper, nanti nggak dapat THR.
Delete