Belajar Sambil Jalan-Jalan



Kalau saya memulai blog ini dengan curhatan, teman saya ini memulai blognya dengan aktivitasnya. Tujuannya agar dia tidak melupakan apa yang sudah dilakukannya, mungkin dia agak pelupa (just kidding). Saya mulai mengenalnya melalui Twitter, beberapa tulisannya itu yang membuat saya tertarik sekaligus iri. Berbagai cerita hidupnya tentang impian, harapan, perjalanan dan yang menggiurkan tentang makanan.

Sebuah perjalanan, menuju ke suatu tempat yang sebelumnya belum pernah aku lihat, belajar banyak hal akan sesuatu yang baru aku temui, akan selalu menginginkan itu. Terkadang aku lebih menyukai ketika aku belajar di alam, bukan dalam ruangan dengan seragam yang di tutupi empat dinding yang kaku. Seakan membatasi diri kita dengan alam sekitar.

Memanusiakan manusia, itulah mereka, para pendidik. Aku mencoba mengajukan argumentasi bahwa untuk menjadi menusia yang sebenarnya kita harus belajar langsung dari alam. Seringkali alam menjadi jawaban terakhir dari kebingungan manusia menjalani kehidupan yang begitu rumit. Pernah dengar lagunya Ebiet G. Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan? Ada sebuah lirik yang mengatakan, "Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang." Ini membuat kita kembali berfikir bahwa alam ini adalah tempat kita belajar.

Wanita yang suka dengan alam, dan beberapa postingannya tentang indahnya pegunungan. Namanya Suharini, bisa dipanggil Rini. Wanita kelahiran Kulon Progo, Yogyakarta ini memberitahu bahwa mendaki adalah perjalanan hati. Aku selalu suka dengan ceritanya, tentang bagaimana dia mencintai alam dan turut melindunginya. Kalian bisa lihat pada blog yang diasuhnya di https://riniarr.wordpress.com.

Serta beberapa perjalanannya di museum menegaskan bahwa dia suka dengan sejarah dan budaya. Tidak salah jika Rini jatuh cinta dengan sejarah, karena Yogyakarta sendiri adalah provinsi dengan museum terbanyak di Indonesia. Sebuah himbuan dari Rini dan sedikit tambahan dari saya, untuk kita semua yang hidup di zaman yang sudah enak ini jadikanlah museum sebagai wisata edukasi, bukan hanya sekedar sarana selfie sebagai ajang pamer-pameran foto di Instagram. Walaupun selfie tetap harus tapi ilmunya yang utama.

Mungkin sudah dulu yah. Aku ngantuk semalam habis nonton final Euro, tim jagoannya kalah lagi. Sampai ketemu kak Rini di Yogyakarta. Kalau ada yang mau kenalan sama Rini (masih single loh?) atau jalan-jalan bareng silahkan di:

Blog: https://riniarr.wordpress.com
Twitter: @rrinimini
E-mail: senjalingkar@gmail.com

10 Comments: Belajar Sambil Jalan-Jalan

  1. Pasti menyenangkan sekali belajar sambil jalan jalan, pasti otaknya juga akan jalan dan pasti menemukan inspirasi baru untuk dijadikan pembahasan, ahi hi hi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, juga dapat membuat otak lebih fresh.

      Delete
  2. kalau yang namanya sudah panggilan hati pasti banyak yang bisa dipetik sebagai pelajaran. beda banget dengan yang latah ikut-ikutan dan mendadak jadi pendaki ini pendaki itu, eh tahunya malah vandalisme.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, karena pendaki yang hanya ingin sebatas selfie di puncak gunung alias ikut-ikutan pastinya belum tahu bersosialisasi dengan alam.

      Delete
  3. bagaimanapun juga saya ini sering mendapatkan inspirasi dengan belajar dari alam.
    Good job.

    ReplyDelete
  4. enak sekali itu jalan jalan

    ReplyDelete