Saya nggak tahu mau nulis apa. Saya kehabisan ide untuk nulis. Kalau lagi seperti ini terkadang saya mulai terus-terusan mengetik, kemudian menghapus, mengetik lagi, hapus lagi, mengetik lagi. Seperti itu terus hingga ada inspirasi yang muncul di otak saya. Apapun itu, karena seperti ini lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Terkadang orang-orang mulai menulis karena mengikuti mood-nya, namun alangkah lebih bagusnya kalau kita menulis untuk menciptakan mood itu.
Beberapa hari terakhir ini saya lebih sering menghabiskan waktu di angkringan. Tempat nongkrong paling epik di daerahku. Bagaimana tidak, disana pelayannya ramah, menunya murah dan yang paling penting ada Wifi-nya, kencang lagi. Pelanggan disana juga kalau nongkrong kebanyakan pasti mengunduh film atau buka Youtube. Betapa berpengaruhnya video atau film di masyarakat. Apa saja yang trend pasti dicari, bahkan yang belum tayang di bioskop pun juga menjadi sasaran. Ampun deh.
Sudah lima hari ini demam film Uang Panai sepertinya sedang mewabah di sebagian besar pulau Sulawesi, khususnya di bagian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Baik di Facebook maupun Twitter sering muncul ulasan, foto, resensi, bahkan status-status alay anak muda tentang film itu. Film karya asli cineas muda Makassar yang bercerita tentang perjuangan seorang pria yang di saat ingin meminang gadis suku Bugis Makassar yang disyaratkan harus menyanggupi sejumlah uang panai (mahar). Kurang lebih seperti itu ceritanya.
Kini banyak orang yang rame-rame yang memang tidak punya cukup biaya ke bioskop untuk segera mengunduh filmnya. Sama seperti di daerah saya. Tidak sedikit pula situs yang menyediakan film secara gratis namun caranya sangat susah. Bukan susah sebenarnya, memang banyak situs hoax alias penipuan bertebaran di internet. Kalian hanya akan terus dialihkan, dibuat berputar-putar hanya demi klik yang didapatkan. Jadi jangan terlalu gampang dibodohi di internet. Jadi kalau mau nonton, ayo ke bioskop.
Hal yang sangat miris di daerahku adalah tidak adanya bioskop (#SaveSulawesiBarat). Kalau ada film baru sudah jelas masyarakat disini pasti ketinggalan. Palingan cuma bisa nonton trailer-nya di Youtube dan menunggu beberapa bulan sampai ada situs download yang menyediakan film bajakannya. Bahkan sampai rela mengunduh versi CAM-nya yang kualitasnya minta ampun. Sementara beberapa orang lainnya yang memang punya uang lebih harus rela mengeluarkan uang banyak demi menonton film itu jauh-jauh di kota Makassar.
Saya rasa pemerintah di sini perlu memperhatikan hal yang demikian. Masyarakat butuh hiburan yang bukan sebatas hiburan. Bioskop kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, sudah menjadi kebutuhan. Kalau berbicara penting dan nggak penting, memang ada yang lebih prioritas. Tetapi bioskop di sini mestinya merupakan sarana hiburan legal yang disediakan pemerintah untuk kepentingan publik. Tentunya juga demi mendukung film-film karya anak bangsa kita, karena sudah banyak film yang layak tonton dan mendidik tentunya.
Beberapa hari terakhir ini saya lebih sering menghabiskan waktu di angkringan. Tempat nongkrong paling epik di daerahku. Bagaimana tidak, disana pelayannya ramah, menunya murah dan yang paling penting ada Wifi-nya, kencang lagi. Pelanggan disana juga kalau nongkrong kebanyakan pasti mengunduh film atau buka Youtube. Betapa berpengaruhnya video atau film di masyarakat. Apa saja yang trend pasti dicari, bahkan yang belum tayang di bioskop pun juga menjadi sasaran. Ampun deh.
![]() |
Pemeran Film Uang Panai |
Sudah lima hari ini demam film Uang Panai sepertinya sedang mewabah di sebagian besar pulau Sulawesi, khususnya di bagian Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Baik di Facebook maupun Twitter sering muncul ulasan, foto, resensi, bahkan status-status alay anak muda tentang film itu. Film karya asli cineas muda Makassar yang bercerita tentang perjuangan seorang pria yang di saat ingin meminang gadis suku Bugis Makassar yang disyaratkan harus menyanggupi sejumlah uang panai (mahar). Kurang lebih seperti itu ceritanya.
Kini banyak orang yang rame-rame yang memang tidak punya cukup biaya ke bioskop untuk segera mengunduh filmnya. Sama seperti di daerah saya. Tidak sedikit pula situs yang menyediakan film secara gratis namun caranya sangat susah. Bukan susah sebenarnya, memang banyak situs hoax alias penipuan bertebaran di internet. Kalian hanya akan terus dialihkan, dibuat berputar-putar hanya demi klik yang didapatkan. Jadi jangan terlalu gampang dibodohi di internet. Jadi kalau mau nonton, ayo ke bioskop.
![]() |
Poster Film Uang Panai Mahar(l) |
Hal yang sangat miris di daerahku adalah tidak adanya bioskop (#SaveSulawesiBarat). Kalau ada film baru sudah jelas masyarakat disini pasti ketinggalan. Palingan cuma bisa nonton trailer-nya di Youtube dan menunggu beberapa bulan sampai ada situs download yang menyediakan film bajakannya. Bahkan sampai rela mengunduh versi CAM-nya yang kualitasnya minta ampun. Sementara beberapa orang lainnya yang memang punya uang lebih harus rela mengeluarkan uang banyak demi menonton film itu jauh-jauh di kota Makassar.
Saya rasa pemerintah di sini perlu memperhatikan hal yang demikian. Masyarakat butuh hiburan yang bukan sebatas hiburan. Bioskop kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, sudah menjadi kebutuhan. Kalau berbicara penting dan nggak penting, memang ada yang lebih prioritas. Tetapi bioskop di sini mestinya merupakan sarana hiburan legal yang disediakan pemerintah untuk kepentingan publik. Tentunya juga demi mendukung film-film karya anak bangsa kita, karena sudah banyak film yang layak tonton dan mendidik tentunya.
Saya sendiri bahkan sering kali disuruh untuk mengunduh film tersebut. Tapi apa daya, Kemenkominfo lebih dulu memblokir situs download film bajakan di internet, khususnya film Indonesia. Padahal itu satu-satunya harapan bagi kami agar tetap bisa menikmati film Indonesia. Memang sih situs seperti itu merugikan bagi senimannya. Tapi kalau memblokir situsnya bangun bioskop secara merata dong di Indonesia. Kasihan bagi kami yang tidak punya bioskop. Untuk yang terakhir, ayo rame-rame buat hastag #SaveSulawesiBarat #BagunBioskopDiSulawesiBarat di akun media sosial yang kalian punya.
kayanya bagus tuh film
ReplyDeletecoba nonton ah
Silahkan datang ke bioskop terdekat.
DeleteSangat menginspirasi gan
ReplyDeleteMakasih gan.
DeleteQUOTES OF THE DAY:
ReplyDelete(((( alangkah lebih bagusnya kalau kita menulis untuk menciptakan mood itu.)))
ini mewakili banget pas lagi ga mood nulis.
Salam kenal mas mukhlis!
Iya. Salam kenal juga kak.
DeleteSaya juga mau nonton ini film. Di Jakarta pun cuma ada di 2 bioskop, haha... Iya semoga keberadaan bioskop merata ya. Selamat ngumpulin uang panai' lah, Daeng Mukhlis, haha...
ReplyDeleteHehehe.. Iya. Makasih sudah berkunjung.
Deletekayanya menarik nih film, thanks masbro jadi ada referensi lagi nih buat nonton di bioskop :D
ReplyDeleteOke. Nonton aja secepatnya.
DeleteDi manado juga rame nih yang nonton Uang Panai
ReplyDeleteWah.. Ternyata demam film Uang Panai sampai di Manado juga yah.
DeleteAsik mas..hehe
ReplyDeleteMudah-mudahan Sulawesi Barat segera ada bioskopnya untk menampung para pecinta film.
Iya bro, masyarakat Sulawesi Barat butuh bioskop.
Deletejadi pengen nonton mengakat budaya soalnya
ReplyDeleteIya, filmnya bagus.
DeleteYaaa ampun ngak ada bioskop ??? seriusan ???? tragis banget hua hua hua #Kabur
ReplyDeleteIya, nanti kalau gue jadi pemerintahnya gue mau bangun.
Deletemantap oke
ReplyDeleteSangat menginspirasi gan dan bermanfaat
ReplyDeleteBagaimana cara download nya
ReplyDelete