Tentang Tujuan Hidup

Awal bulan September kemarin perkuliahan telah dimulai. Tanpa terasa satu tahun telah berlalu, sekarang saya sudah menduduki semester tiga. Dalam fase seperti ini bayang-bayang masa depan semakin mendekati. Akan jadi apa saya nanti? Tak ada seorang pun yang bisa menjawabnya. Karena takdir kita tak bisa ditentukan oleh orang lain.

Itulah mengapa pentingnya sebuah tujuan. Contoh sederhananya Messi tak akan bisa mencetak sebuah gol kalau tidak ada gawang. Dengan memiliki sebuah tujuan, kalian tidak akan pernah terperangkap dalam zona roda hamster. Terus berlari sekuat tenaga tapi tetap tidak memperoleh apa-apa, terjebak dalam siklus yang tidak bermakna. Pada pertemuan pertama perkuliahan kemarin, ada dosen saya yang juga menyinggung mengenai pentingnya mempunyai tujuan dalam hidup ini.

"Kalian harus punya tujuan dalam hidup, di usia 25 tahun kalau kalian belum jadi apa-apa atau bahasa kasarnya belum jadi manusia, kalian bukan termasuk generasi unggulan", tuturnya kurang lebih seperti itu.

Setelah dosen saya mengatakan itu, saya langsung mulai bermain-main dengan otak saya. Saya membayangkan tentang bagaimana jadinya saya nanti. Sekarang saya telah menginjak usia 18 tahun. Usia yang cukup matang untuk memulai memikirkan itu semua. Tentang pekerjaan, pendidikan, hubungan asmara, dan agama. Keempat aspek tersebut memang sangat penting. Alangkah lebih baiknya kalau kita sudah menentukan tujuan itu mulai dari sekarang.  Bukan malah menjadi orang yang seperti air saja, cuman bisa mengikuti alur. Saya sendiri sadar sampai saat ini saya belum meyakini tujuan itu. Tujuannya ada namun masih sering dibayang-banyangi oleh keragu-raguan.

Kini saya sedang kuliah mengambil jurusan Teknik Elektronika. Bayang-bayang masa depan masih belum jelas, prospek kerja apa yang natinya bisa dilakukan. Apakah saya akan jadi guru, atau melanjutkan pendidikan dan menjadi dosen atau malah menjadi yang lain-lain. Masih banyak yang harus dibenahi. Hidup ini tak bisa dijalani tanpa adanya rencana.

Mulai dari sekarang saya harus berubah, duduk berdiam dan merenung. Meluangkan waktu sebentar kemudian memikirkan apa yang hendak menjadi tujuan saya. Saya merasa memiliki tujuan itu sangat penting, agar kelak natinya kita tidak luntang-lantung kesana-kemari atau bahkan terjebak dalam zona roda hamster. Memang akan butuh waktu, karena saya sendiri sudah terbiasa melakukan banyak hal. Saya harus bisa memilih dan fokus.