Untuk memnuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan, saya ditugaskan untuk melakukan survei kesekolah untuk melakukan sebuah wawancara kepada seorang guru yang menajar di sebuah seolah. Saya dan teman saya ditugaskan untuk melakukan survei ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Makassar. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari kampus dan rumah saya sendiri.
Hari ini saya pun melaksanakan tugas tersebut. Saya langsung menuju ke sekolah tersebut dan bertemu dengan kepala sekolahnya, setelah menghadap ke kepala sekolahnya, permintaan kami diterima dan kami diteruskan untuk menghadap langsung ke guru yang dituju. Kami pun bergagas mencari guru tersebut dan tidak lama kemudian kami bertemu di sebuah ruangan dimana guru tersebut sering berada disana.
![]() |
Wawancara bersama Pak Mursalin |
"Seandainya tidak akan DO saya belum mau keluar", celoteh beliau yang membuat suasana jadi begitu santai.
Beliau dulu aktif di bengkel otomotif. Sebelumnya ia merupakan mahasiswa tranfer dari jenjang diploma ke S1. Setelah lulus ia pun melanjutkan pendidikan S2 di ITS (Institut Teknologi Surabaya). Karirnya sebagai guru di mulai dari Banjarmasin kemudian dipindahkan ke Sulawei Selatan dan mengajar di STM Panca Marga, kemudian SMK Tallo dan sekarang mengajar di MAN 1 Makassar. Itu pun sekarang beliau mengajar di dua tempat berbeda, yaitu di MAN dan di SMK.
Dalam pembelajaran beliau melakukan banyak metode. Mulai dari ceramah, tanya jawab, diskusi dll. Beliau mengambil mata pelajaran prakarya yang dulu namanya muatan lokal. Dulu memang rencananya MAN 1 Makassar ini jadi Madrasah Keterampilan dan jurusan Teknik ada di dalamnya, baik itu Elektronika, Otomotif dan masih banyak lagi. Itulah alasan mengapa beliau yang latar belakangnya berasal dari Teknik bisa masuk dalam Departemen Keagamaan.
Sebelumnya beliau mengajar kelas X, XI dan XII, tapi setelah masuk prakarya ia hanya mengajar kelas X. Berbicara mengenai kurikulum, dulu saat masih mengunakan KTSP itu namanya muatan lokal, tetapi setelah menggunaan kurikulum 2013 itu namanya berubah menjadi prakarya. Dan agak memiliki perbedaan sedikit. Di dalam prakarya itu lebih bayak menggunakan teori dibanding praktek, berbeda dengan mutan lokal. Jadi menurutnya muatan lokal masih lebih bagus karena siswa tidak terlalu banyak melakukan teori tetapi langsung melakukan praktek. Sekarang MAN 1 Makassar sudah melaksanakan kurikulum 2013 dan beliau belum bisa banyak berkomentar bagus tidaknya kurikulum sekarang ini, alasannya karena kurikulum 2013 ini masih sedang dalam masa pelaksanaan.
Karena misalnya dalam prakarya, kita mulai dari teorinya dulu seperti sejarah dan sebagainya kemudian dilanjutan dengan praktekm sedangkan di muatan lokal tidak. Misalnya di muatan lokal, mau membuat radio, itu langsung diajarkan bagaimana cara membuatnya. Dalam prakarya ada silabus nasionalnya, jadi ada acuan yang harus diikuti.
Selama ia mengajar sudah banyak yang dibuat, seperti amplifier, speaker aktif, tombol otomatis, macam-macam rangkaian dan masih banyak lagi. Itu untuk kelas X semester awal, semester berikutnya lagi akan diajarkan tentang pembangkit listrik.
Selama ia mengajar sudah banyak yang dibuat, seperti amplifier, speaker aktif, tombol otomatis, macam-macam rangkaian dan masih banyak lagi. Itu untuk kelas X semester awal, semester berikutnya lagi akan diajarkan tentang pembangkit listrik.
Di MAN ini mulai belajar dari pukul 07.30 sampai 02.30 WITA. Apabila beliau sedang mengajar dan ternyata ada siswa yang ribut atau tidak memperhatikan, beliau kan berhenti mengajar. Sebelum pembelajaran dimulai beliau memang sudah memberitahu kepada muridnya kalau masih ada urusan lain diluar dari mata pelajaran yang akan diajarkan, siswa dipersilahkan untuk menyelesaikan diluar. Kalaupun mau membuat forum diskusi itu ada waktu tersendirinya.
Kesulitan selama mengajar di MAN ini menurut beliau karena siswanya memang bukan berorientasi untuk kerja, berbeda dengan anak di SMK. Dan mata pelajaran prakarya yang diambil oleh beliau itu dikesampingkan. Perbedaan mengajar di SMK dan MAN menurut beliau itu karena siswa di SMK memang berorientasi untuk kerja, jadi lebih memperhatian pelajaran di bandinya siswa di MAN. Minat belajar siswa di SMK akan mata pelajaran yang bapak ambil lebih besar, karena itu memang sesuatu yang ingin siswa SMK kuasai, sedangkan di MAN itu mata pelajaran prakarya dan siswa menganggap itu hanya sebuah pelajaran tambahan., jadi ada paksaan sedikit untuk bisa memahami pelajaran itu. Kalau ada siswa yang nakal itu akan dilaporkan langsung ke wali kelasnya, nanti wali kelasnya yang memberikan penegasan berupa sanksi yang akan diberikan.
Beliau tidak pernah memberikan PR, hari itu diberikan tugas hari itu juga harus diselesaikan. Dalam sistem penilaian itu juga ada 3 aspek yang diperhatikan, yaitu afektif, psikomotorik dan kognigtif, Ke semua aspek itu menektukan siswa ini mampu untuk naik kelas atau tidak. Dalam setiap penaiakan kelas pun itu pasti ada sebuah rapat dimana akan ditentukan siswanya yang memang pantas untuk tinggal kelas.
Itulah yang saya dapatkan selama wawancara bersama bapak Mursalin yang durasinya kurang lebih selama 20 menit. Banyak ilmu baru yang saya dapat dan sebagai calon guru saya bisa belajar banyak hal untuk pribadi saya kedepannya.
Satu hal yang bisa saya simpulkan dari wawancara kedua murid tersebut, yaitu tidak ada murid yang berani berbicara tentang keburukan gurunya ketika diwawancarai tentang metode pembelajarannya, semua yang diajarkan baik untuk dirinya sendiri (Hehehe...). Saya rasa sudah terlalu panjang yang saya tuliskan ini, saya akhiri dan jangan bosan untuk berkunjung ke blog saya.
Itulah yang saya dapatkan selama wawancara bersama bapak Mursalin yang durasinya kurang lebih selama 20 menit. Banyak ilmu baru yang saya dapat dan sebagai calon guru saya bisa belajar banyak hal untuk pribadi saya kedepannya.
"Salam saya kepada bapak Saliruddin", ucapnya sebelum kami meninggalkan ruangan. Kebetulan pak Saliruddin adalah dosen di jurusan saya dan menjadi penasehat akademik teman saya itu.Terakhir kami mencari murid untuk diwawancarai, dan saya ingin ada satu perwakilan dari cewek dan satu perwakilan dari cowok. Ternyata sangat susah untuk mewawancarai murid itu sendiri karena kebanyakan malu dan akhirnya kabur.
Satu hal yang bisa saya simpulkan dari wawancara kedua murid tersebut, yaitu tidak ada murid yang berani berbicara tentang keburukan gurunya ketika diwawancarai tentang metode pembelajarannya, semua yang diajarkan baik untuk dirinya sendiri (Hehehe...). Saya rasa sudah terlalu panjang yang saya tuliskan ini, saya akhiri dan jangan bosan untuk berkunjung ke blog saya.
waktu gue smk ada yang pernah anak kuliahan ke kelas gue untuk memerhatikan berjalannya teknik belajar akuntansi di smk terus gue diajak keluar untuk menceritakan keberukuan guru gue haha jadi inget masa smk :)
ReplyDeletecerita yang panjang dan menarik. ane jadi pingin lebih semangat kuliahnya.
ReplyDeleteSemangat nak ! Cieh yang mau jadi guru
ReplyDeleteEskul disana apa aja mas?
ReplyDeleteProfesional banget ya profesi gurunya.
Kalau boleh tanya mas jurusan pendidikan apa?
Kalau saya alhamdulillah lulus 2012 dari keguruan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Kalau saya jurusan Pendidikan Teknik Elektronika pak...
Deletecnth guru yang patut dijadikan panutan
ReplyDeletehebat juga wawancaranya , tidak ada murid yang berani berbicara tentang keburukan , semoga tidak ada yang di tutup tutupi , haha
ReplyDeleteWow ada matkul ttg wawancara guru juga ya
ReplyDeleteBetul wawancaranya, tidak ada murid yang berani bicara keburukan tentang guruny ��
ReplyDelete