Pendidikan Pra Sekolah
Masa pra sekolah adalah masa pertumbuhan. Masa menemukan orang seperti apakah anak kita tersebut, dan teknik apakah yang bisa cocok dalam menghadapinya.
Masa prasekolah adalah masa belajar, tetapi bukan dalam dunia dua dimensi (pensil dan kertas) melainkan belajar pada dunia nyata, yaitu dunia tiga dimensi. Frank dan Theresa Caplan dalam buku The Power of Play menyebutkan bahwa pada masa presekolah yang ditekankan adalah bermain. (time for play. Frank dan Theresa Caplan dalam buku The Power of Play menyebutkan bahwa pada masa presekolah yang ditekankan adalah bermain. Waktu bermain (playtime) merupakan sarana pertumbuhan. Pada tahun-tahun pertama kehidupannya, anak membutuhkan bermain sebagai sarana untuk tumbuh dalam lingkungan budaya dan kesiapannya dalam belajar formal.
Melalui bermain, anak menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosa kata muncul dari interaksinya dengan teman sebaya. Jadi, dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplorasi dunianya sendiri, tetapi juga bagaimana reaksi teman terhadap dirinya. Bermain juga merupakan dunia olahraga bagi anak, dimana anak bermain tanpa aturan dan banyak menggunakan fisik, melatih otot-ototnya. Jadi, pada masa prasekolah seorang anak sebaiknya sibuk dengan dirinya dan bukan sibuk belajar dengan huruf dan angka.
Perkembangan Anak Pra Sekolah
Perkembangan fisik (Dalam usia ini otot-otot anak menjadi lebih kuat dan tulang-tulang tumbuh menjadi besar dan keras. Serata Otak berkembang sekitar 75% dari berat otak usia dewasa)
Perkembangan Motorik (menggambar, mengecat, mencoret, memanipulasi objek kecil seperti potongan-potongan puzzle dan kegiatan lain)
Perkembangan Intelektual (Kondisi emosional : Iri , cemburu ingin mendapat perhatian , afeksi, dan rasa ingin tahu)
Perkembangan Sosial (Pregang Age “usia 3-6 tahun”, Anak belajar menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang ada diluar rumah, terutama dengan anak sebayanya.
Materi Pengajaran Anak Pra Sekolah
1. Bicara dan Komunikasi
Kata-kata yang digunakan anak biasanya berdasarkan pada pengertian anak tentang dunia sekitarnya dan orang yang menjadi pusat perhatian anak dalam berkomunikasi.
Jumlah kosa kata yang diharapkan pada anak usia dua tahun adalah 300 kata, sedangkan untuk usia tiga tahun 700 kata, usia empat tahun 900-1200 kata, dan pada saat TK, ia mampu menggunakan dan memahami 1500-200 kata. Bagaimanapun jumlah kosa kata yang dikuasai anak bergantun pada orang yang paling sering berinteraksi dengan diri anak, baik teman sebaya maupun pola bahasa yang dipakai dirumah. Perkembangan bahasa pada anak usia dua-lima tahun berkembang pesat. Untuk itulah bermain merupakan hal baik bagi anak untuk menggunakan bahasa yang diapakai antara ayah dan ibu, saudara, teman dan sebagainya.
2. Matematika
Pada awal sekolah, seorang anak sering tidak menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan mempunyai hubungan yang erat dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan melihat, mendengar, dan menghubung-hubungkan fenomena dengan pengalaman yang dimilikinya, anak akan memahami konsep matemaika. Pengalaman yang berulang-ulang dan beragam terhadap kejadian sehari-hari membuat hal yang abstrak menjadi suatu yang konkrit.
Pendidikan Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan sarana pendidikan awal bagi siswa kanak-kanak dalam memperoleh pendidikan di sekolah formal yang sebelumnya memperoleh pendidikan dini di taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini (PAUD).
Sekolah Dasar memberikan peranan penting dan mendasar dalam memberikan pengetahuan pada anak yang sedang mengalami proses pertumbuhan, baik pertumbuhan dari segi fisik, psikis maupun mental.
Pendidikan Sekolah Menengah
Masa remaja menurut Mappiare (1982), berlansung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” fisik (Hurlock, 1991) yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja ada di antara anak-anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase “mancari jati diri” atau fase “topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk., 1989). Namun, yang perlu ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik.
Tugas-tugas perkembangan masa remaja:
- Mampu menerima keadaan fisiknya,
- Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa,
- Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis,
- Mencapai kemandirian emosional
- Mencapai kemandirian ekonomi,
- Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual
- Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua,
- Mengembangkan prilaku tanggung jawab social yang diperlukan saat dewasa,
- Mempersiapkan diri memasuki dunia perkawinan
- Memahami dan memprsiapkan erbagai tanggung jawb kehidupan keluarga.
Karakteristik umum perkembangan remaja:
- Kegelisahan
- Pertentangan
- Mengkhayal
- Aktivitas Berkelompok
- Keinginan Mencoba Segala Sesuatu
- Karakteristik Perkembangan Remaja
- Periode Pra-remaja (Perubahan Fisik dan Peka terhadap ransangan)
- Periode Remaja Awal (Perubahan fisik tampak jelas dan Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit)
- Periode Remaja Tengah (Memikul sendiri tanggung jawab, Pembentukan nilai-nilai)
- Periode Akhir Remaja
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
1. Perubahan jasmani
Perubahan Pola Interaksi dengan Oramg Tua (Mamaksakan kehendak, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dangan penuh cinta kasih).
Perubahan Interaksi Dengan Teman-teman (Faktor yang sering mendatangkan masalah emosi pada masa remaja adalah hubungan cinta dangan teman lawan jenis).
2. Perubahan Pandangan Luar
Perubahan Interaksi dengan Sekolah (Ancaman-ancaman tertentu kepada peserta didikakan memberi stimulus negatif bagi perkembangan emosi anak.)
Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya bagi Pendidikan:
- Pengembangan Keterampilan Emosional
- Pengembangan Keterampilan Kognitif
- Pengembangan Keterampilan Perilaku
*Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Tahap tahap perkembangan peserta dididik kalau dulu aku dapet materi di mata kuliah itu
ReplyDelete