Aku Hanya Seorang Pecundang


Kembang api sudah mulai mewarnai langit malam hari ini, suara terompet pun turut memeriahkan suasana. Sungguh kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas di tiap tahunnya. Instagram Stories, WhatsApp Stories dan stories-stories lainnya sudah saling adu pamer tentang hidup siapa yang lebih mengasyikkan, beberapa orang lainnnya juga sibuk mengupdate tentang haramnya perayaan tahun baru. Sungguh hidup yang sangat berwarna, tapi ya bodo amat!

Disini saya tidak menuliskan tentang mereka ataupun asyiknya tahun baru yang saya lalui.


Hari ini merupakan hari terakhir di tahun 2017 ini, penjalanan panjang setahun penuh yang telah memberikan banyak pelajaran berharga. Mungkin tidak begitu luar biasa, tapi itu akan sangat berarti, terutama untuk diri saya sendiri. Dengan berbagai suka dan suka, masalah yang seringkali membuat saya hampir menyerah, harapan yang selalu tumbuh serta cinta yang akan terus merekah.

Banyak hal yang telah dijawab oleh sang waktu walaupun masih lebih banyak hal yang belum terjawab. Tahun 2017 ini telah mengajarkan banyak pelajaran berharga, sangat bodoh rasanya jika kita mengulangi kesalahan yang sama di tahun depan. 

Selamat tinggal 2017, terima kasih buat seluruh teman-teman yang telah membantu saya, terima kasih juga buat laptop dan jaringan internet yang telah menemani penjalanan ngeblog saya sampai hari ini, tanpa kalian semua aku hanya seorang pecundang yang menjijikan. Sampai ketemu di tahun 2018 teman-teman!

HAPPY NEW YEAR!

Ketik "Amin" di kolom komentar, semoga di tahun depan kita senantiasa diberikan rejeki yang melimpah. Hahaha...

2 Comments: Aku Hanya Seorang Pecundang

  1. Untuk saya pribadi tahun ini tiba-tiba menolak tahun baru. Entahlah karena apa. Kemungkinan karena banyaknya jigong yang ada diterompet tahun baru. atau karena memang sudah saatnya berhenti hidup seperti itu. Membuang-buang waktu untuk hura-hura yang tidak perlu.

    Dari seseorang yang belum bisa memberikanmu 500 kata.

    ReplyDelete