Hari ini kurang bersahabat, hujan terus-terusan mengguyur dan membahasi kota tempatku menuntut ilmu. Hujan bahkan sama sekali tidak memberikan tanda-tanda akan segera reda padahal sebentar lagi kuliahku akan dimulai, beruntung tidak berselang lama temanku mengirimkan pesan melalui WhatsApp bahwa dosen bersangkutan kabarnya tidak mengajar. Dalam situasi seperti ini kamar kontrakan jadi tempat terbaik untuk bermalas-malasan dan bunyi hujan menjadi lagu pengiring paling indah.
Saya kini menghabiskan setengah hari hanya berada dalam kamar, berbaring di atas kasur empuk ditambah setelan AC dengan suhu 30 derajat celcius. Jika dipikir saya hampir sama seekor beruang kutub yang sedang melakukan hibernasi di musim dingin. Syukur kontrakan sedang kosong, tak ada orang sama sekali. Jika tidak, sedikit saja ada yang menggangguku, sudah kucabik-cabik tubuhnya hingga tak berdaya.
Beberapa saat kemudian, saya terbangun. Waktu kini menjelang ashar, bunyi rintik hujan di atas genteng juga sudah tak terdengar. Saya memaksakan diri untuk bangun kemudian bergergas mandi dan segera meluncur ke kampus. Setelah semua urusan selesai, saya langsung saja menuju ke Ford Rotterdam untuk mengikuti event Makassar International Writers Festival 2017 hari kedua. Walaupun saya sudah sangat terlambat.
Sampai di lokasi, untungnya saya sempat mengikuti satu item kegiatan yaitu Book Launch: Petang Panjang milik Bondan Winarno. Sebelumya saya mengenal Bondan Winarno ini bukan sebagai seorang penulis, tapi bintang iklan dengan kata-kata andalannya "Maknyus Tenan".
![]() |
Pembacaan puisi disekitaran taman. |
![]() |
Kopi gratis untuk pengunjung Makassar International Writers Festival 2017. |
Menjelang magrib, semua item kegiatan telah selesai. Semua peserta hanya duduk di sekitaran benteng. Ada yang lagi baca buku, diskusi, bahkan pacaran. Berhubung saya sudah capek keliling saya kemudian memutuskan ke salah satu lapak yang ada di event Makassar Internatinal Writers Festival 2017 ini.
Lapak yang saya kunjungi adalah milik teman-teman dari kampung halaman saya, Perahu Pustaka Mandar. Saya kemudian bergabung dan duduk diantara mereka. Namun kami semua sibuk dengan dunia kita masing-masing. Tanpa pembahasan smartphone memang jadi teman yang terbaik. Di tengah keheningan, kami kemudian dihampiri kang Maman dengan begitu ramah. Ia langsung memesan kopi dan mengajak kami cerita lepas seputar dunia literasi. Teman-teman yang melihat kami kemudian mendekat, membentuk sebuah lingkaran. Kami saling berinteraksi, saling bercanda dan saling berbagi. Diskusi ringan yang dipimpin oleh kang Maman pun dimulai.
Setelah diskusi selesai, saya bersama para pegiat literasi dari mandar siajak kang Maman untuk mencicipi makanan khas kota Makassar, yaitu Pisang Epe'. Sekitar belasan orang, kami bergegas ke depan Ford Rotterdam. Disana ada banyak pedagang Pisang Epe' sepanjang piggir jalan sekitaran Ford Rotterdam dan kami langsung memilih tempat terdekat.
Ditengah-tengah menunggu pesanan datang, kami semua juga menyambut nahkoda Perahu Pustaka Mandar, kak Ridwan. Kabarnya dia baru datang dari luar kota menghadiri sebuah acara (saya lupa apa namanya). Tempat duduk kemudian diatur sebaik mungkin agar makan-makannya terasa lebih nyaman. Satu per satu pesanan datang, sembari mencicipi hidangan makanan yang ada, sesekali ada teman-teman penulis yang tidak sengaja lewat kemudian menyapa dan menghampiri kami semua. Diantaranya ada Faisal Oddang, Aan Mansyur dan lain-lain yang tidak saya kenal.
![]() |
Sumber: @maman1965 |
Terima kasih traktirannya kang!
Hari sudah hampir larut. Kang Maman juga sudah ingin pulang beristirahat, apalagi besok masih banyak agenda yang harus dilaksanakannya. Saya pun juga ingin kembali ke kontrakan, tengah malam begini Makassar bisa jadi kota yang menyeramkan. Begal bisa saja ada dimana-mana, ditempat yang bahkan tidak disangka-sangka.
ini si maman yang notulen ILC itu kan? wah mantap...
ReplyDeleteIya bro, kemarin dia juga ikut meramaikan Makassar International Writers Festival 2017.
DeleteWoow ada kang maman, kata kata bijaknya mana ini
ReplyDeleteSebenarnya saya mau buat postingan khusus diskusi bareng kang Maman, tapi belum sempat.
Deletenih acara dimana gan?
ReplyDeleteDi Makassar.
Deletesekali-kali infoiin dong kalo ada acara gini hehe mau ikut
ReplyDeleteCari info sendiri dong. Hahaha...
Deletejepret nya make kamera apa tuh gan? bening bgt low light nya hehehe
ReplyDeleteKamera DSLR tipe apalah itu. Hahaha...
DeleteIhhh serru banget, kayak pengen ada disitu, apalagi ada kakak penulis, aku juga ingin jadi penulis, sapa tau bisa tanya2 sama kakak penulis hehe
ReplyDeleteAcaranya kemarin seru, banyak kakak-kakak penulis yang hebat.
DeleteMantap kang bisa seru seruan sama kang maman yang di ILK itu mantap dah
ReplyDeleteDi kota ane ga pernah ada acara kaya gini -_-
ReplyDeletewih seru yah gan
ReplyDeletewih seru kayknya gan...
ReplyDeleteWih kang maman ilc ,,
ReplyDeletewih mantap baget sepertinya acaranya
ReplyDeletemacam kenal yang pak kacamata pertama tu
ReplyDeleteAsyik ya, bisa ngobrol dengan Kang Maman, wawasan jadi bertambah. Sayangnya, saya tidak bisa mengikuti semua sesinya.
ReplyDeleteYa begitulah bu, mau tidak mau harus memilih salah satu dari sekian sesi yang ada.
Deletekang maman yang ILK itu ya?? wkwkwk gokil tapi bijak
ReplyDeleteHahaha.. Iya, orangnya memang lucu juga.
DeleteMantap kang bisa seru seruan sama kang maman yang di ILK itu mantap dah .. . .
ReplyDeleteบาคาร่าออนไลน์
gclub casino