Thank You, Next

Mumpung masih dalam suasana pergantian tahun, ada yang kurang rasanya kalau tidak memulai tulisan ini dengan ucapan “HAPPY NEW YEAR”. Semoga tahun baru kalian seru, bukan malah dihabiskan dengan berdebat di media sosial tentang bagaiama hukum merayakan tahun baru.

Di tulisan ini saya tidak akan menggunakan kalimat-kalimat klise seperti “tidak terasa sudah memasuki tahun 2019 aja”. Intinya setahun kemarin telah dilalui dengan baik dan penuh pembelajaran dan tahun ini, ah... Saya tidak akan menuliskan banyak tentang resolusi, apalagi sampai buat list resolusi tahun 2019. Saya cuma mau melakukan hal yang bermanfaat bagi diri saya dan orang-orang di sekitar saya. Biarkan kejutan-kejutan itu datang dari Tuhan dengan sendirinya. Sesederhana itu.

Satu-satunya resolusi saya di tahun ini dan saya pastikan menjadi resolusi sejuta umat mahasiswa angkatan 2015, yaitu wisuda. Ya, bulan depan sudah masuk semester terakhir, mau tidak mau saya harus ngebut biar tidak jadi bahan ghibah tetangga atau jadi bahan perbandingan sama anak tetangga.

Tahun 2019 ini mungkin akan jadi tahun yang berat. Harus dilalui dengan lebih berani untuk mengambil keputusan. Hal paling sederhana mulai memberanikan diri menjauhi teman-teman yang toxic. Kalau memang sudah tidak pantas untuk ditemani, tinggalkan saja. Rasa tidak enakan cuma akan membunuhmu secara perlahan. Apalagi kalau cuma di media sosial, langsung blokir aja. Fitur blokir disediakan buat kalian yang muak berurusan dengan orang-orang toxic di media sosial.

Terima kasih tahun 2018 dan semua orang-orang yang telah mengambil peran di dalamnya. Terima kasih atas semua pelajarannya. Sebelum memulai tahun yang baru ini, hal-hal yang perlu diikhlaskan mungkin sebaiknya diikhlaskan saja.

Selanjutnya, mari jalani tahun ini dengan sederhana. Tanpa perlu banyak resolusi yang pada akhirnya nanti di akhir tahun membuat kita merasa gagal. Cukup lakukan yang terbaik, serahkan semuanya pada Tuhan, karena saya yakin Dia maha segalanya atas semua rencana-rencana kita. Percaya akan sebuah keajaiban dan tunggu sampai ia datang. Dan, salah satunya keajaiban yang masih saya yakini sampai sekarang, adalah memilikimu (iya, kamu yang telah mengambil peran utama di beberapa bulan terakhir tahun kemarin).